Sabtu, 19 April 2008

kenapa riset saya tentang ZnO

Disini saya membuat tulisan singkat tentang riset yang sedang saya lakukan. Just for practise :-)

by Iwan

ZnO has long been used in many applications such as food additive, cream to protect sunburn, rubber manufacturer, etc. Even though, ZnO has considered as semiconductor. The semicoconductor properties of ZnO have been studied since a long time ago. Based on semiconductor properties ZnO also has many wide applications such as piezoelectric transducers, optical waveguides, acoustic optic media, conductive gas sensors, transparent conductive electrodes, and varistor[1].

Nowadays ZnO has become promising candidate for application related to optoelectronics devices. These potential applications have improved research related to the growth of high quality ZnO thin films by a lot of different techniques, such as chemical vapour deposition (CVD), vapour phase transport (VPT), sputtering, molecular beam epitaxy (MBE), pulsed laser deposition (PLD), metal organic chemical vapor deposition (MOCVD), etc. Among of theses, Sputtering, PLD, MBE, and MOCVD are the most common in used for producing thin film and structure.

Instead of ZnO has simpler technology to growth the crystal and very unique properties for optoelectronic applications with the wide band gap (3.37eV) and large exciton binding energy (60 meV). It was also expected low cost production compared to GaN (GaN is one of III-V semiconductor common used in optoelectronic applications). However, ZnO is n type semiconductor which is hard be doped to become p type. This property called asymmetric properties semiconductor. In order to realize p type ZnO, various growth techniques and various dopant elements (N, P, As, etc) was reported in paper. Some of papers claimed have produced p type ZnO. Indeed, some of researchers doubt that p type of ZnO really stable.

In order to overcome this problem and to control the material properties, a clear understanding of physical processes (epitaxial growth, deposition, sputtering, etc) in ZnO is needed. It is useful in addition to obtaining low n-type background and realizes p type semiconductor of ZnO. In spite of many decades of investigations, some of the basic properties of ZnO still remain unclear. For example, the nature of the residual n-type conductivity in undoped ZnO films, whether being due to impurities of some native defect or defects, is still debatable. Some authors assign the residual background to intrinsic defects oxygen vacancies and interstitial zinc atoms[2], and others to non-controllable hydrogen impurities introduced during growth[3].

Catetan minggu dinihari...

Minggu, 20 April 2008

Hari ini kesibukan saya tidak terlalu istimewa. Everything just going on as usual. After lunch time I went to my office and back home around 5 pm. I back home because I have scheduled to play badminton with my friend (Tommy and his wife). We were playing very energetic and joyful.

Kebetulan saya dan Tommy adalah flatmate. Tommy and his wife are nice couple. Ohya, satu lagi my flatmate is Tanh. He is come from the same country with Tommy's family, they are from Vietnam. Between us Tanh is the older one. He hase more experience and always good advice by telling us frankly and friendly. We are living in the same apartment since on beginning of March 2008. We are living like family, we always share each other frankly. Fortunately, just 5 hours ago, Tanh got very good news from Vietnam. His family informed him that his wife burst his first daughter with 2.7 kg of her weight. It was make us happy now. And we were organizing small gathering by eating and drink together. As friend I wish your daughter to become agood woman and can realizing what Tanh's family aspire in the future. Congrats Tanh......

Due to that I just think more and more about how old am I. Just a week ago my beloved teacher passed away then just now Tanh daughter was born. Both of the condition were make me think that so many things happened during my whole life. My life is quite dynamic. Love, hate, friendship, etc mixing together during I make relationship with others. I learned about human character from what they did or what they respon to my act. Dari situlah I always trying to improve my self understanding to facing such kind of problems. It can be painful or happy ending at last but we should try stand up by wisely and think positively.

Iwan

Karya dari sahabatku

Friend,....sometime I just think who is trully friend. Based on my experience, friendship just depend on the interest. After everything done friendship also gone. Teribble, so in this case as human being which has some feeling and heart I will appreciate all my closed friend who already filled my life. Closed friend is not depend on the interest or such kind of happines condition but further they can accompany us whatever the case. Its meant that they can felt what we feel as well.

Here I attached the poetry which is written by my friend, please enjoy for reading it.


Biasku

Tuhan aku tak mampu memilih
Lautan hasrat begitu luas
Entahlah…
Hingga tak bisa cepat kupahami
Aku di kejar kereta..tapi aku tertinggal bis jemputan
Tuhan aku tak mampu memilih
Menjadi bijak adalah beban yang tak mudah dipikul
Menjadi egois…begitu susah aku lekatkan
Tak kupingkiri inilah jalan yang tertentukan
Dan hanya ku buka mataku sedikit
Bukan karena aku mau…tapi begitu lelah bergulat dengan paradigma
Secuil bumbu rujak pedas aku oles dengan mangga
Mampu memberikan stimulan khusus
Mataku tertriger dengan ganas
Sarafku kejang membara
Sepertinya akan kuterjang badai dan kulewati aral semuanya
Secercah embun pagi menempel pada ubun-ubun kepalaku
Kuhirup udara tanpa dosa
Dalam dan dalam lagi
Paru-paruku berterima kasih padaku
Dan aku berterima kasih pada-Nya
Jikalau tak ada lagi jantung berdetak
Si paru-paru menangis kehilangan sanak
Dan lenyap terbawa keheningan jantung
Dan masa itu aku tak bisa berbuat lagi
Akankah aku diam…tidak membingkainya dengan baik?
Tuhan…telah aku lewati puluhan yang kedua begitu saja
Hampir saja aku tak menatap matahari
Karena aku terlampau sibuk akan gelapnya kemarin
Mencerca hari ini
Melambai masa lampau
Membuat buih-buih yang tak ada guna
Hanya meraba dan ketakutan akan asa
Jiwa…sampai detik ini aku belum mengenal sepenuhnya dirimu
Akankah engkau tak mau kenal denganku?
Raga…maafkan ketika aku selipkan beban-beban padamu
Kebodohanku..membuat keniscayaan selalu menghantui
Dan kini hanya diam
Bukan membisu kawan…
Hanya jeda yang terlalu lama dibiarkan
Entahlah sampai kapan….
Dusunku bilang “ Jangan kau maki dirimu,
Ijinkan dirimu merendam dalam air bening,
Menatapi ilmu air yang menakjubkan,
Menuai hasil resapan air pada ubun-ubunmu
Dan kau keluar…itulah lembaran baru semangatmu...”
Tuhan..gandenglah aku…

Arrumy
Cilegon 20 April 2008

Senin, 14 April 2008

Kenangan : (Pak Rachmat (ALM)

Socrates pernah berkata, sebagaimana dikutip olehAsy-Syahrastani dalam bukunya Al-Milal wa An-Nihal (I:297),

"Ketika aku menemukan kehidupan (duniawi) kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan (duniawi) dan bergembira dengan kematian. Kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup."

Kepergian Dr. Rachmat W Adi kehadapan sang khalik membawa arti tersendiri bagi saya yang menganggap beliau tidak hanya sebagai guru. Dimata saya beliau adalah pahlawan tanpa tanda jasa untuk bangsa Indonesia. Berkat beliau banyak tunas2 muda Fisikawan Indonesia terutama yang ada lingkungan departemen Fisika UI termotivasi dan bangun dari tidurnya. Beliau mampu memberikan warna yang berbeda dalam memberikan pandangan, sikap agresif beliau dalam menatap persoalan ibarat pencover sikap pasif plegmatis sebagian generasi muda Fisika(tentu yang ada di lingkungan Fisika UI).

Di tulisan ini saya ingin berbagi sedikit kenangan bersama beliau tatkala saya aktif di Departemen Fisika UI yang saya rekam dari tahun 2004-2007. Tahun sebelumnya, hubungan saya dengan beliau hanya sebatas dosen dan mahasiswa. Kebtulan dulu sewaktu saya undergraduate beliau adalah dosen mata kuliah Medan Elektromagnetik. Berikut kenangan saya dengan beliau:

Pada tahun 2005, tepatnya bulan akhir bulan September 2005 ketika saya baru lulus program post graduate Diploma Condensed Matter Physics ICTP, saya bingung mau melakukan apa. Ketika itu saya tidak punya penghasilan, yah mungkin resiko orang yang baru pulang studi dari LN. Kebetulan sejak keberangkatan saya ke Italia saya kenal dekat dengan sosok dosen yang terkenal bicara apa adanya, berani mengkritik secara tegas(dimata saya krtikan beliau tulus dan fair tidak ada rasa dendam), dan selalu memotivasi dosen muda. Tak jarang beliau menkoreksi langsung surat atau aplication form yang sedang saya buat. Dengan tulus pula beliau mencoret dan membetulkan beberapa kalimat dan menambahkannya di letter of motivation yang saya buat(baik ketika apply untuk program post Diploma dan PhD).

Kembali ke kisah bulan September 2005, saat itu saya ngobrol dengan Pak Rachmat. Maklumlah beliau tahu bahwa saat itu saya baru pulang dan saya sering cuma nongkrong tidak jelas di teras Departemen Fisika UI. Nah ketika ngobrol dengan beliau saya ditanya kegiatan saya dan apa yang saya dapat dari ICTP. Singkat cerita saya menceritakan bahwa program post Diploma ICTP adalah program yang sangat membantu saya dalam memahami teori Fisika Condensed Matter dan aplikasinya. Hingga akhirnya saya curhat dengan beliau karena saya tidak punya honor alias bokek. Nah dengan kemurahan beliau dan rasa aware yang beliau berikan saya akhirnya terlibat dalam kegiatan penjurian sains di daerah Jakarta Barat yang dilaksanakan di sebuah Mall. Dari kegiatan itulah akhirnya saya bisa mendapatkan penghasilan sejak awal kepulangan saya dari Itali.

Kenangan lainnya adalah ketika Pak Rachmat mampir ke rumah orang tua saya di Serang Banten salah satu sifat beliau adalah mudah akrab dengan orang. Orang tua saya pun senang mendengar cerita beliau yang sangat antusias menceritakan perkembangan Fisika dan pendidikan sains. Ketika jamuan makan siang yang sudah disiapkan oleh Ibu saya, Bapak saya dan Ibu merasa senang sekali karena Pak Rachmat memuji sayur asem buatan Ibu. Dengan tak segan beliau menyantap hidangan orang tua saya dengan penuh semangat bahkan menambah satu piring lagi. Dari hubungan itu pulalah hubungan saya dengan beliau makin baik bahkan beliau sering sekali memberikan masukan bila saya membutuhkan tukar pikiran baik tentang rencana studi saya, status saya di UI, beberapa kerjaan tertentu, dan lain-lain.

Selain kenangan tersebut banyak kenangan lain bersama Pak Rachmat yang telah saya alami, diantaranya : membantu beliau menyiapkan soal-soal pembinaan OSN bidang astronomi dan Fisika tingkat DKI, mendampingi beliau ketika beliau menjadi keynote speaker di seminar pendidikan sewilayah Banten di Cilegon, bersama-sama hadir dalam undangan Kepala KANWIL DEPAG Banten dalam rangka penjajakan kerjasama bidang pendidikan antara FMIPA UI dan DEPAG Banten 2006, membantu beliau di puskom FMIPA UI untuk beberapa kali event, dan lain-lain.

Demikian sekelumit kenangan saya bersama Pak Rachmat.

Sebagai informasi tentang beliau di bawah ini saya menuliskan riwayat pendidikan Dr. Rachmat W. Adi (alm) :

Pendidikan :
Fisika FMIPA-UI 1984
Physics Tufts Univ. 1986
Dept. of Physics Tufts Univ., USA 1991
Universite Paul Sabatier, Toulouse 2000
Aktifitas :Himpunan Fisika Indonesia (no. 1018594540)
Ketua HFICabang Jakarta (2000 - saat ini)
Pengasuh TOFI dalam beberapa tahun terakhir

Keluarga :
Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, perempuan dan laki-laki (usia SMP dan SD).

Selamat jalan Pak Rachmat, amal jariyah yang sudah kau berikan kepada kami akan menjadi teman sejatimu di pangkuan sang Khalik... amiin.

Minggu, 13 April 2008

Petuah R. Ng. Ronggowarsito

PUJANGGA R. Ng. Ronggowarsito

R. Ng. Ronggowarsito terlahir dengan nama kecil Bagus Burham pada tahun 1728 J atau 1802 M, putra dari RM. Ng. Pajangsworo. Kakeknya, R.T. Sastronagoro yang pertama kali menemukan satu jiwa yang teguh dan bakat yang besar di balik kenakalan Burham kecil yang memang terkenal bengal. Sastronagoro kemudian mengambil inisiatif untuk mengirimnya nyantri ke Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo asuhan Kyai Kasan Besari.Menjelang dewasa (1813 Masehi), ia pergi berguru kepada Kyai Imam Besari dipondok Gebang Tinatar. Tanggung jawab selama berguru itu sepenuhnya diserahkan pada Ki Tanudjaja. Ternyata telah lebih dua bulan, tidak maju-rnaju, dan ia sangat ketinggalan dengan teman seangkatannya. Disamping itu, Bagus Burham di Panaraga mempunyai tabiat buruk yang berupa kesukaan berjudi. Dalam tempo kurang satu tahun bekal 500 reyal habis bahkan 2 (dua) kudanyapun telah dijual. Sedangkan kemajuannya dalam belajar belum nampak., Kyai Imam Besari menyalahkan Ki Tanudjaja sebagai pamong yang selalu menuruti kehendak Bagus Burham yang kurang baik itu. Akhirnya Bagus Burham dan Ki Tanudjaja dengan diam-diam menghilang dari Pondok Gebang Tinatar menuju ke Mara. Disini mereka tinggal di rumah Ki ngasan Ngali saudara sepupu Ki Tanudjaja. Menurut rencana, dari Mara mereka akan menuju ke Kediri, untuk menghadap Bupati Kediri Pangeran Adipati cakraningrat. Namun atas petunjuk Ki Ngasan Nga1i, mereka berdua tidak perlu ke Kediri, melainkan cukup menunggu kehadiran Sang Adipati Cakraningrat di Madiun saja, karena sang Adi pati akan mampir di Madiun dalam rangka menghadap ke Kraton Surakarta.Mas Rangga Panjanganom melaksanakan pernikahan dengan Raden Ajeng Gombak dan diambil anak angkat oleh Gusti panembahan Buminata. Perkawinan dilaksanakan di Buminata. Saat itu usia Bagus Burham 21 tahun. Setelah selapan (35 hari) perkawinan, keduanya berkunjung ke Kediri, dalam hal ini Ki Tanudjaja ikut serta. Setelah berbakti kepada mertua, kemudianBagus Burham mohon untuk berguru ke Bali yang sebelumnya ke Surabaya. Demikian juga berguru kepada Kyai Tunggulwulung di Ngadiluwih, Kyai Ajar Wirakanta di Ragajambi dan Kyai Ajar Sidalaku di Tabanan-Bali. Dalam kesempatan berharga itu, beliau berhasil membawa pulang beberapa catatan peringatan perjalanan dan kumpulan kropak-kropak serta peninggalan lama dari Bali dan Kediri ke Surakarta.Setelah neneknya RT. Sastranegara wafat pada tanggal 21 April 1844, R.Ng. Ranggawarsita diangkat menjadi Kaliwon Kadipaten Anom dan menduduki jabatan sebagai Pujangga keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1845. Pada tahun ini juga, Ranggawarsita kawin lagi dengan putri RMP. Jayengmarjasa. Ranggawarsita wafat pada tahun 1873 bulan Desember hari Rabu pon tanggal 24.

SERAT KALATIDA
Sinom
1. Mangkya darajating prajaKawuryan wus sunyaturiRurah pangrehing ukaraKarana tanpa palupiAtilar silastutiSujana sarjana keluKalulun kala tidaTidhem tandhaning dumadiArdayengrat dene karoban rubeda
(Keadaan negara waktu sekarang, sudah semakin merosot.Situasi (keadaan tata negara) telah rusah, karena sudah tak ada yang dapat diikuti lagi.Sudah banyak yang meninggalkan petuah-petuah/aturan-aturan lama.Orang cerdik cendekiawan terbawa arus Kala Tidha (jaman yang penuh keragu-raguan).Suasananya mencekam. Karena dunia penuh dengan kerepotan)

2. Ratune ratu utamaPatihe patih linuwihPra nayaka tyas raharjaPanekare becik-becikParanedene tan dadiPaliyasing Kala BenduMandar mangkin andadraRubeda angrebediBeda-beda ardaning wong saknegara
(Sebenarnya rajanya termasuk raja yang baik,Patihnya juga cerdik, semua anak buah hatinya baik, pemuka-pemuka masyarakat baik,namun segalanya itu tidak menciptakan kebaikan.Oleh karena daya jaman Kala Bendu.Bahkan kerepotan-kerepotan makin menjadi-jadi.Lain orang lain pikiran dan maksudnya)

3.Katetangi tangisiraSira sang paramengkawiKawileting tyas duhkitaKatamen ing ren wirangiDening upaya sandiSumaruna angrawungMangimur manuharaMet pamrih melik pakolihTemah suka ing karsa tanpa wiweka
(Waktu itulah perasaan sang Pujangga menangis, penuh kesedihan,mendapatkan hinaan dan malu, akibat dari perbuatan seseorang.Tampaknya orang tersebut memberi harapan menghibursehingga sang Pujangga karena gembira hatinya dan tidak waspada)

4.Dasar karoban pawartaBebaratun ujar lamisPinudya dadya pangarsaWekasan malah kawuriYan pinikir sayektiMundhak apa aneng ngayunAndhedher kaluputanSiniraman banyu laliLamun tuwuh dadi kekembanging beka
(Persoalannya hanyalah karena kabar angin yang tiada menentu.Akan ditempatkan sebagai pemuka tetapi akhirnya sama sekali tidak benar,bahkan tidak mendapat perhatian sama sekali.Sebenarnya kalah direnungkan, apa sih gunanya menjadi pemuka/pemimpin ?Hanya akan membuat kesalahan-kesalahan saja.Lebih-lebih bila ketambahan lupa diri, hasilnya tidak lain hanyalah kerepotan)

5. Ujaring panitisastraAwewarah asung pelingIng jaman keneng musibatWong ambeg jatmika kontitMengkono yen niteniPedah apa amituhuPawarta lolawaraMundhuk angreranta atiAngurbaya angiket cariteng kuna
(Menurut buku Panitisastra (ahli sastra), sebenarnya sudah ada peringatan.Didalam jaman yang penuh kerepotan dan kebatilan ini, orang yang berbudi tidak terpakai.Demikianlah jika kita meneliti. Apakah gunanya meyakini kabar angin akibatnya hanya akan menyusahkan hati saja. Lebih baik membuat karya-karya kisah jaman dahulu kala)

6. Keni kinarta darsanaPanglimbang ala lan becikSayekti akeh kewalaLelakon kang dadi tamsilMasalahing ngauripWahaninira tinemuTemahan anarimaMupus pepesthening takdirPuluh-Puluh anglakoni kaelokan
(Membuat kisah lama ini dapat dipakai kaca benggala,guna membandingkan perbuatan yang salah dan yang betul.Sebenarnya banyak sekali contoh -contoh dalam kisah-kisah lama,mengenai kehidupan yang dapat mendinginkan hati, akhirnya "nrima"dan menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan.Yah segalanya itu karena sedang mengalami kejadian yang aneh-aneh)

7. Amenangi jaman edanEwuh aya ing pambudiMilu edan nora tahanYen tan milu anglakoniBoya kaduman melikKaliren wekasanipunNdilalah karsa AllahBegja-begjane kang laliLuwih begja kang eling lawan waspada
(Hidup didalam jaman edan, memang repot.Akan mengikuti tidak sampai hati, tetapi kalau tidak mengikuti geraknya jamantidak mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan.Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga walaupun orang yang lupa itu bahagia namun masih lebih bahagia lagi orang yang senantiasa ingat dan waspada)

8. Semono iku bebasanPadu-padune kepenginEnggih mekoten man DoblangBener ingkang angaraniNanging sajroning batinSejatine nyamut-nyamutWis tuwa arep apaMuhung mahas ing asepiSupayantuk pangaksamaning Hyang Suksma
(Yah segalanya itu sebenarnya dikarenakan keinginan hati. Betul bukan ?Memang benar kalau ada yang mengatakan demikian.Namun sebenarnya didalam hati repot juga. Sekarang sudah tua,apa pula yang dicari. Lebih baik menyepi diri agar mendapat ampunan dari Tuhan)

9.Beda lan kang wus santosaKinarilah ing Hyang WidhiSatiba malanganeyaTan susah ngupaya kasilSaking mangunah praptiPangeran paring pitulungMarga samaning titahRupa sabarang pakolihParandene maksih taberi ikhtiyar
(Lain lagi bagi yang sudah kuat. Mendapat rakhmat Tuhan.Bagaimanapun nasibnya selalu baik.Tidak perlu bersusah payah tiba-tiba mendapat anugerah.Namun demikian masih juga berikhtiar)

10. Sakadare linakonanMung tumindak mara atiAngger tan dadi prakaraKarana riwayat muniIkhtiyar iku yektiPamilihing reh rahayuSinambi budidayaKanthi awas lawan elingKanti kaesthi antuka parmaning Suksma
(Apapun dilaksanakan. Hanya membuat kesenangan pokoknya tidak menimbulkan persoalan.Agaknya ini sesuai dengan petuah yang mengatakan bahwa manusia itu wajib ikhtiar,hanya harus memilih jalan yang baik.Bersamaan dengan usaha tersebut juga harus awas danwaspada agar mendapat rakhmat Tuhan)

11. Ya Allah ya RasulullahKang sipat murah lan asihMugi-mugi aparingaPitulung ingkang martaniIng alam awal akhirDumununging gesang ulunMangkya sampun awredhaIng wekasan kadi pundiMula mugi wontena pitulung Tuwan
(Ya Allah ya Rasulullah, yang bersifat murah dan asih,mudah-mudahan memberi pertolongan kepada hambamu disaat-saat menjelang akhir ini.Sekarang kami telah tua, akhirnya nanti bagaimana.Hanya Tuhanlah yang mampu menolong kami)

12. Sageda sabar santosaMati sajroning ngauripKalis ing reh arurahaMurka angkara sumingkirTarlen meleng malat sihSanityaseng tyas mematuhBadharing sapudhendhaAntuk mayar sawetawisBoRONG angGA saWARga meSI marTA
(yaMudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa,seolah-olah dapat mati didalam hidup.Lepas dari kerepotan serta jauh dari keangakara murkaan.Biarkanlah kami hanya memohon karunia pada MU agar mendapat ampunan sekedarnya.Kemudian kami serahkan jiwa dan raga dan kami)

semoga bermanfaat

Renungan sebuah arti tobat

Entah kenapa sejak meninggalnya Dr. Rachmat W Adi, saya merasa begitu kehilangan salah satu orang yang saya hormati. Begitu dalam arti itu, hingga sejak saya mendengar kabar meninggalnya beliau saya ingat begitu banyak dosa telah saya perbuat. Pagi ini saya berpikir akan makna sebuah tobat, karena saya merasakan bahwa apa yang pernah saya tobatkan masih saja terulang dan terulang lagi. Ada rasa penyesalan namun seringkali iman saya tak mampu berpaling dari perbuatan dosa tersebut. Tidak perlu saya jelaskan dosa apa saja yang telah saya perbuat, hanya saya dan Tuhan (Allah)-lah yang tahu. Namun demikian sebagai insan muslim saya memiliki niat suci ingin menjadi sosok manusia baik yang ihlas dalam menghadapi segala masalah.

Berikut ini saya kutipkan renungan tobat yang sangat bermanfaat. Selamat menikmati....

di copy dari : http://www.fajar.co.id/kolom/print.php?newsid=810

Makna Istigfar dan Tobat
(05 Mar 2008)

Sejak masa kanak-kanak saya hingga saya dewasa, saya sering sekali menyaksikan seseorang menyuruh orang lain untuk mengucapkan kalimat “istighfar” yaitu: astaghfirulloohal ‘adhiim’, dan juga sangat banyak fenomena orang-orang tertentu ketika mengalami suatu kejadian yang di luar hal yang rutinnya, mengucapkan kalimat “istighfar” itu.

Benarkah dengan sekadar mengucapkan kalimat “istighfar” tadi sudah berarti orang yang mengucapkannya telah melakukan “tobat”, tegasnya “tobat nasuha”? Menurut keyakinan saya, pertobatan tidak sekadar mengucapkan kalimat “istighfar”, meskipun diucapkannya ribuan atau puluhan ribu kali dalam sehari.Pernyataan “tobat” tidak sekadar mengucapkan kalimat “istighfar”, melainkan harus disertai kesadaran penuh dari orang tersebut, bahwa perbuatan yang telah dilakukannya memang adalah perbuatan salah, dan orang itu benar-benar sampai di lubuk hati dan kesadarannya yang terdalam, menyesali perbuatan dosa yang di-“istighfar”-kannya tadi dan bertekad dengan sepenuh-penuh hati “tidak akan mengulangi perbuatan jahat atau dosa” yang telah dilakukannya. Belum cukup sampai di situ saja, melainkan masih harus dilanjutkan dengan “menindih”dosa-dosanya dengan perbuatan baik. Bersedekah sebanyak-banyaknya, itu salah satu contoh.Bukankah Rasulullah saw bersabda: “Hendaklah kalian menindih atau mengikutkan dengan perbuatan-perbuatan baik lagi indah terhadap perbuatan-perbuatan jahat, barulah perbuatan-perbuatan jahat yang pernah kalian lakukan, akan terhapus dengan perbuatan baik, dan hendaklah kalian berakhlak mulia dalam kehidupan sosial kalian”.Allah swt (dalam Alquran 13:22): “..... menolak kejahatan dengan kebaikan, bagi mereka itu tempat akhir yang baik”. Demikian juga Firman Allah swt (dalam Alquran 3 : 135): “Dan juga orang-orang yang jika telah berbuat keji atau zalim terhadap dirinya (melakukan perbuatan dosa), mereka lalu mengingat kepada Allah, dan memohon ampun atas dosa-dosanya.... Dan (asalkan) mereka tidak mengulangi lagi (meneruskan) perbuatan keji itu sedang mereka mengetahui”.Dengan demikian, “tobat” itu maknanya berjanji kepada Allah untuk memperbaiki dosa-dosa yang pernah dilakukannya, dan tidak akan mengulanginya lagi, dan akan menggantikan perbuatan dosa dengan lebih banyak dan lebih banyak perbuatan baik.Dengan demikian, juga bagi batin orang bersangkutan, secara psikologis jika dosanya diyakininya telah diampuni Allah (dengan memenuhi syarat “tobat” di atas), berarti efek-efek negatif dari dosa yang pernah dilakukannya itu,telah lenyap dan tidak berpengaruh lagi pada hati dan jiwanya, karena telah terhapus oleh efek-efek positif dari perbuatan-perbuatan baik yang kemudian dilakukannya menggantikan dan “menindih” semua perbuatan dosanya.Salah kaprah besar tentang makna “tobat” dan “istighfar”, jika seseorang setiap tahunnya melakukan umroh ke Tanah Suci, yaitu konon “pergi” meminta pengampunan Allah swt (yang sebenarnya Allah swt itu tidak memiliki “tempat” tertentu, karena Allah swt bukan “makhluk” yang terikat dengan waktu dan tempat, Allah swt itu ada di mana-mana, bahkan lebih dekat ketimbang urat leher kita sendiri), tetapi yang setiap kembali dari “umroh”, orang itu mengulangi perbuatan dosanya, dengan keyakinan, toh, tahun depan dia bisa ke Tanah Suci lagi untuk ber”umroh”.Sungguh Allah swt akan sangat murka terhadap orang yang mencoba “menipu” Allah swt dengan berpura-pura “tobat”, padahal di lubuk hati dan kesadarannya yang terdalam, tetap terselip niat untuk mengulangi kejahatannya. Yang dimaksud “istighfar” dalam Alquran (99: 7-8 dan 101 : 6-11) hanyalah “istighfar” yang dilakukan dengan kesadaran dan tekad penuh seluruh jiwa raga, bukan sekadar ucapan mulut belaka. Allah swt mustahil bisa dikelabui dengan tobat sandiwara, sesuai firmanNya: “Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Batin, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu (QS, al-Hadid : 3)”.

Selamat jalan Dr. Rachmat W Adi

Inna lillahi wa'innailaihi rojiun.........

Pada tanggal 13 April 2008, jam 10 malam ketika saya baru menyalakan handphone setelah sejak sore dicharcge saya dikejutkan oleh sms yang masuk dari bebrapa dosen saya, teman dan sahabat saya. Isi SMS tersebut menyatakan bahwa Bapak Dr. Rachmat W Adi telah meninggal dunia pada hari Minggu pagi tanggal 13 April 2008. Dari info yang diperoleh, beliau meninggal ketika sedang menyirami tanaman di pagi hari, dan mendadak terkena serang jantung.

Pak Rachmat adalah dosen dan guru saya, beliau adalah penyemangat diri saya yang secara tulus mendorong saya untuk bisa studi di luar negeri. Ketika saya akan studi Diploma di ICTP beliaulah yang memperbaiki bahasa Inggris untuk pengisian application form. Ketika saya melanjutkan studi PhD di NTU beliaulah yang membantu saya dalam korespondensi dengan Profesor. Kenangan lain yang tidak pernah saya lupakan adalah ketika membantu beliau melatih tim TOFI. Ketika itu saya bersama beliau naik motor bareng. Pengalaman lain adalah ketika ada undangan seminar yang diadakan oleh Diknas Banten. Saat itu beliau adalah keynote speaker di seminar tersebut. Kita berangkat bareng dari Depok, dan beliau mengajarkan saya bagaimana menyupir mobil yang irit maklumlah harga BBM mahal dan beliau menyarankan bahwa kita harus bisa menyiasati hidup dengan baik.

Akhir kata secara pribadi saya masih berhutang budi dengan beliau, jasa beliau, kebaikan dan semua yang telah beliau curahkan merupakan amal jariyah yang tak terputus. Semoga dengan sukses yang Insya Allah bisa saya raih dapat membalas hutang budi saya kepada Bapak. Dan menjadikan amal jariyah yang menjadi bekal dan teman sejati Bapak di alam baka....amiin

Selamat jalan Pak.....maafkan dosa2 saya baik yang saya sengaja maupun tidak.....

wasalam...

Iwan Sugihartono