Rabu, 27 Agustus 2008

nothing to say....just upset

Indonesiaku....politik kok selalu jadi masalah....setiap baca berita selalu dihiasi dengan aneka ragam yang menyebutkan para tokoh yang sibuk untuk bisa jadi penguasa, berita pembunuhan, gosip, kasus porno, dll.

Menurut saya hal itu akan menimbulkan dampak sosial yang negatif. Media massa secara tidak langsung sudah membentuk sosial masyarakat menjadi lebih chaos. Mengapa tidak berita yang mendidik dan baik saja yang porsinya ditambah? berita yang negatif lebih baik mengacu kepada berita2 yang membuat kita (masyarakat baik biasa maupun pemimpin) menjadi berpikir dan sadar tentang kesalahannya. Lebih lugas lagi maksudnya berita yang sifatnya kritisi masalah sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan keamanan mestinya harus lebih di dengungkan.

Jadi dimata saya media massa andilnya cukup besar dalam membentuk pola pikir dan mentalitas bangsa.

Bravo buat Michelle Obama

sumber: http://www.kompas.com/

Denver, Selasa - Michelle Obama (44), istri calon presiden AS dari Partai Demokrat, Barack Obama, tampil memukau di hadapan peserta pada hari pertama konvensi Partai Demokrat, Senin (25/8) di Denver, Colorado. Michelle berbicara mengenai cinta terhadap keluarga dan negara.
Michelle Obama, yang sebelumnya pernah diserang oleh kubu Republik yang menuduhnya radikal dan tidak patriotik, membuat Pepsi Center di Denver bergemuruh dengan tepuk tangan serta sorak-sorai peserta.
Sebelum menyampaikan pidato, Michelle diperkenalkan kepada peserta konvensi oleh kakak laki-lakinya, Craig Robinson, yang berprofesi sebagai pelatih bola basket di sebuah universitas. Craig menyebut Michelle sebagai sosok yang berminat besar pada kehidupan keluarga.
Michelle mengatakan, suaminya, Barack Obama, akan membawa perubahan yang diperlukan negara. Dia berjanji Obama akan mengakhiri invasi di Irak, memperbaiki keadaan ekonomi, dan memperluas pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.
Michelle mengatakan, dia dan Barack memiliki kewajiban untuk berusaha sekuat mungkin mengubah dunia menjadi lebih baik. Perjuangan itu dimaksudkan agar masa depan kedua putrinya dan juga semua anak di AS menjadi lebih cerah.
”Sejarah akan membawa kita pada harapan yang lebih baik. Itu sebabnya saya mencintai negara ini,” kata Michelle.
Nilai keluarga
”Barack dan saya dibesarkan dengan nilai-nilai keluarga yang sebagian besar sama, harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memegang moto bahwa janjimu adalah utangmu, mengatakan apa yang harus dilakukan, memperlakukan orang secara hormat walaupun saling tidak sependapat,” ujar Michelle yang berbaju hijau.
”Barack dan saya membangun hidup dengan nilai-nilai itu dan mewariskannya kepada generasi muda. Kami menginginkan anak-anak kami dan semua anak di negeri ini mengetahui bahwa batas tingginya cita-cita kita adalah mencapai mimpi dan kemauan untuk mewujudkannya,” kata Michelle lagi.
Dalam pidatonya itu, Michelle juga berharap dapat menyampaikan pesan bahwa dia adalah penganut nilai-nilai keluarga Amerika sejati.
Michelle tampaknya ingin melawan klaim kubu Republik bahwa suaminya merupakan kaum elite. Michelle mengutarakan, Obama berasal dari keluarga biasa-biasa saja, seperti kebanyakan kisah klasik keluarga AS. Obama kebanyakan diasuh oleh nenek dan kakeknya setelah ibunya, yang berasal dari Kansas, dan ayahnya, yang berasal dari Kenya, bercerai.
Istri Barack Obama ini berharap dapat meyakinkan pemilih bahwa suaminya sama seperti orang Amerika umumnya walau banyak yang bertanya-tanya tentang ayahnya yang berasal dari Kenya serta masa kecil Obama di Hawaii dan Indonesia. Sering kali dipertanyakan apakah Obama ”benar-benar” Amerika.
Tepukan membahana ketika Michelle menyatakan penghargaan kepada Hillary Clinton, mantan Ibu Negara yang sebelumnya adalah lawan Obama di Partai Demokrat.
Seusai Michelle menyampaikan pidato, kedua putrinya, Malia dan Sasha, naik ke panggung diiringi lagu Stevie Wonder Isn’t She Lovely. Pada saat yang sama, muncul wajah Obama, yang berada di Kansas City, di layar televisi. Hanya saja, Obama salah menyebut bahwa dia berada di St Louis.
Membumi
Beberapa pengamat mengatakan, pidato yang disampaikan Michelle sangat membumi, berbeda dari pidato-pidato Obama yang sering mengawang-awang.
Dia menggambarkan Obama dalam waktu yang tepat dengan waktu yang emosional bahwa Obama adalah manusia biasa. Obama bukanlah seseorang yang ”lain”, dia bukan pesohor, dia adalah seorang ayah dan seorang suami.
”Ini merupakan pertama kalinya warga AS melihat siapa sebenarnya Michelle. Dia sangat berbakat dan pembicara andal, sangat profesional,” ujar Bill Schneider, analis politik senior CNN.
Obama juga bertanya kepada anaknya bagaimana pidato sang ibu. ”Saya rasa dia bagus,” kata Sasha. Obama juga memuji penampilan istrinya di konvensi itu.(AP/AFP/CNN/joe)

Jumat, 22 Agustus 2008

Riset di Indonesia tak dikerjakan serius!!!

Sumber : http://netsains.com/

Terry Mart, Peraih Indeks Sains Tertinggi: “Saya Sedih, Riset Indonesia Tak Dikerjakan Serius”

Jumat, 15 Agustus, 2008 oleh Merry Magdalena

Jangan pernah remehkan potensi manusia Indonesia. Buktinya enam orang Indonesia meraih indeks tertinggi dalam Wise Index of Leading Scientists and Engineers Organisasi Konferensi Islam (OKI). Adalah Muhilal dan Gunawan Indrayanto (Medical Science), On Tija May, Hendrik Koo Kurniawan dan Terry Mart dari (physics science), serta Effendy (Chemistry). Berikut wawancara eksklusif Netsains.Com dengan Terry Mart, salah satu pemenangnya.
Netsains (NS): Sebenarnya apa maksud dari indeks tertinggi OKI ini? Apa maknanya bagi ilmuwan?
Terry Mart (TM): Pertama-tama harus kita ketahui bahwa indeks ini adalah hasil sebuah studi melalui survei serta beberapa input lain. Saya pernah dikirimi mereka hasil survei mereka terhadap saya, berupa nilai-nilai yang didapat dari jumlah publikasi saya di jurnal internasional yang diberi faktor pemberat seperti jumlah “authors”, “citation” dan “impact factor”. Tampaknya, semakin tinggi jumlah “citation” dan “impact factor” semakin tinggi nilai paper tersebut, namun untuk jumlah “authors” kebalikannya. Maknanya bagi ilmuwan mungkin untuk melihat seberapa jauh pencapaian seorang ilmuwan. Dari tabel yang ditampilkan di homepage Comstech terlihat bahwa Prof. Tjia May On memiliki nilai tertinggi untuk bidang fisika dan saya yakin ini benar karena saya tahu prestasi Pak Tjia. Juga, saya kira hal ini mudah untuk di cross-check melalui ISI-Thomson , Scopus , atau bahkan Google Scholar.
NS: Mengapa Pak Terry beserta 5 ilmuwan Indonesia lain bisa ada di indeks ini?TM: Saya kira ini ada faktor keberuntungan juga bagi saya selain penjelasan di atas. Dunia ini sebenarnya sudah sangat transparan sejak adanya internet.Jadi apa yang kita kerjakan pada dasarnya bisa di”trace” melalui internet.Jika kita menulis sebuah paper, bahkan untuk jurnal nasional sekali punselama jurnal tersebut memiliki homepage, maka nama kita akan muncul didunia maya internet.
NS: Apa pengaruhnya bagi kemajuan sains di dunia dan khususnya Indonesia?
TM: Mungkin pengaruhnya tidak terlalu banyak. Tapi kalau kita mau berkaca dengan “Kata Pengantar” yang ditulis oleh Prof. Dr. Atta-ur-Rahman, sepertinya direktur Comstech, seharusnya kita merasa sedih sekali dengan dana riset rata-rata 0,2% GDP, atau 381 scientist yang merepresentasikan 1,2 milyar penduduk. Atau jika kita melihat pencapaian Malaysia, yang jumlah penduduknya cuma 1/10 penduduk kita, namun prestasi sainsnya sudah jauh mengungguli kita. Jika pemerintah mau melihat ini, maka pemerintah harus mulai mengubah sistem. Sistem kita ini salah, termasuk sistem memberi nilai kepangkatan dan insentif riset.
NS: Apa yang didapat ilmuwan yang mendapat penghargaan tersebut?
TM: Sekali lagi ini bukan penghargaan. Saya sendiri tadinya tidak tahu hal ini, hingga seorang kolega memberitahu saya bahwa nama saya tercantum dalam 6 leading scientists Indonesia versi OIC. Bagi saya sendiri indeks ini hanyalah indikator pencapaian, seperti speedometer di mobil, sudah berapa cepat dan jauh kita berjalan.NS: Bagaimana komentar Pak Terry terhadap perkembangan sains Indonesia saat ini?
TM: Sedih sekali. Kita lebih banyak bekerja dan menghabiskan uang untuk bagian asesorisnya, sementara intinya riset tidak dikerjakan secara serius.
NS: Studi dan riset apa yang kini tengah Bapak tekuni?
TM: Saat ini saya tetap konsisten meneliti produksi hypernuclear dan materi bintang netron. Cukup banyak kemajuan. Beberapa hasil terakhir dapat dilihat di sini.
Selain itu minggu depan (19-8-2008) kami menyelenggarakan APFB08 (http://apfb08.fisika.ui.ac.id/), sebuah konferensi internasional tentang fisika “beberapa-benda” (few-body) dengan sekitar 100 peserta dari sekitar 24 negara. Peserta terbanyak berasal dari Jepang (30), sementara dari Indonesia ada 8 peserta.