Jumat, 19 Desember 2008

Peran pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi di negara berkembang

oleh : Iwan Sugihartono

Di sini penulis mengupas bagaimana pentingnya membuat kebijakan pada pendidikan, sains, dan teknologi perlu menjadi prioritas di Indonesia dalam menstimulasi dan mensupport perkembangan riset dan teknologi global. Dalam hal ini kita melihat perbandingan bagaimana peran pendidikan, sain, dan teknologi di negara maju dengan berkembang.

Terdapat perbedaan mendasar antara negara maju dan berkembang, pada umumnya perbedaan tersebut dikaitkan dengan factor peradaban manusia seperti social, budaya, ekonomi, sejarah, politik, hubungan internasional, dan letak geografis. Meskipun demikian factor-faktor tersebut tidak mampu menjelaskan secara signifikan perbedaan mendasar dari kedua negara tersebut. Perbedaan mendasar yang sangat penting digarisbawahi adalah dalam hal infra struktur ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu menciptakan perbedaan level social dan ekonomi diantara kedua negara maju dan berkembang.

Lalu apa efek dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekankan dalam pertumbuhan ekonomi pada negara maju dan berkembang. Prof. Abdus Salam peraih nobel dalam bidang Fisika di tahun 1979 menyampaikan pemikirannya bahwa perbedaan mendasar dari negara maju dan berkembang terletak pada penguasaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Perkembangan IPTEK di negara berkembang sebenarnya sudah terjadi sebelum eropa memulai kejayaan kira-kira pada abad ke-17, seperti Mesir dengan teknologi Piramidnya, Indonesia dengan Borobudur, dll. Namun demikian penguasaan IPTEK seolah tidak mampu lagi dimenyeruak di negara-negara berkembang. Kondisi tersebut telah menciptkan perbedaan dari aspek budaya dan kultur social dari dua grup Negara tersebut. Di negara maju penggunaan IPTEK telah menciptakan iklim kondusif dalam meningkatan kemajuan yang sudah ada. Begitupula dengan pendidikan dan teknologi sudah disadari sebagai investasi jangka panjang yang mampu menjamin mereka memperoleh peradaban budaya dan ekonomi yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya hasil-hasil temuan riset fenomenal yang lahir dari negara maju. Sebut saja contohnya, terciptanya generasi chip ukuran 45nm yang diluncurkan oleh intel pada akhir tahun 2007. Tercipta produk tersebut akibat adanya kerjasama yang baik dalam hal riset antara pemerintah selaku pengambil kebijakan dan pemodal bersama swasta, universitas dan institusi riset selaku pemegang tongkat estafet kemajuan sains teknologi dan pelaku riset, dan perusahaan selaku pemodal dan penghasil bukti riset (produk).

Apa dampak yang diperoleh dari IPTEK terhadap kemajuan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi? Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, di negara maju, percepatan rata-rata pertumbuhan suatu hasil produksi pada dasarnya diperoleh dengan menstimulasi dan mensupport dunia pendidikan di lingkungan universitas. Universitas selaku lembaga yang mendidik dan menciptakan skill riset para mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet pada akhirnya akan mampu menghasilkan lulusan yang berpotensi dalam menghadapi tantangan kemajuan IPTEK global.

Profesor. Abdus Salam dalam bukunya Ideal and realities mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan di negara berkembang telah diperlakukan sebagai kegiatan marjinal (marginal activities) dan dianggap sebagai perhiasan (ornament). Namun, pada umumnya negara berkembang tidak mengakui kondisi tersebut. Justeru sebaliknya, mereka mengklaim bahwa kehidupan social masyarakat di negara berkembang adalah produk perpaduan antara ilmu pengtehuan modern dan teknologi. Meskipun demikian dalam pengamatan penulis, beberapa negara berkembang sudah mulai peduli dengan pentingnya peran IPTEK. Dengan adanya kepedulian ini, tidak serta merta mudah dalam merealisasikan pengembangan dan mempopulerkan IPTEK di lingkungan masyarakat.

Mengapa demikian? Factor infrastructure yang masih jauh dari memadai menjadi factor kritis penghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara berkembang, terlebih lagi belum ada kebijakan signifikan dari pemerintah. Bagaimana kondisi Indonesia? Di harian Kompas 16/12/ 2008, Dr. Abd. Haris sebagai sekretaris eksekutif forum MIPA-net menyatakan bahwa laboratorium MIPA se-Indonesia ketinggalan jaman”jadul”. Dari harian Sumatera Express 12/10/2008, Dr. Terry Mart mengungkapkan bahwa pada tahun 2004 peneliti di Amerika sudah mencatatkan 198000 jurnal internasional, sedangkan Indonesia hanya 87 penelitian.

Hasil pantauan penulis di web of science databse, hasil penelitian lintas bidang dari Indonesia yang dipublikasikan di jurnal international masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Negara Singapur, Thailand, Malaysia, bahkan Vietnam yang notabene secara ekonomi tidak lebih baik dari Indonesia. Ini mengindikasikan bahwa kemampuan sumber daya manusia dan infra structure masih menjadi hal kritis. Rajagopalan dalam bukunya Technology Information Base in India: A Development Perspective melaporkan bahwa perbandingan antara jumlah peneliti di Negara maju per 100.000 jumlah penduduk pada awal tahun 90-an di Amerika perbandingannya adalah 280 orang per 100.000 penduduk, Jepang 240, Jerman 150, Inggris 140. Jika dilihat dari growth national product (GNP), dana pendidikan dan riset di Negara berkembang masih belum mencukupi.

to be continued.......................................................................................................

Selasa, 16 Desember 2008

Laboratorium Fakultas MIPA Se-Indonesia "Jadul"

Well, ketika membaca kompas cyber saya dikejutkan oleh berita yang berjudul "Laboratorium Fakultas MIPA Se-Indonesia "Jadul" ", kebetulan isu yang diungkapkan adalah salah satu kegelisahan saya yang selamat ini ingin diungkapkan. Nah ketika membaca berita itu dan kebetulan pula yang mengungkapkan adalah bukan orang yang asing lagi, jadi berita ini cukup merepresentasikan unek-unek saya. Ungkapan laboratorium MIPA jadul adalah ungkapan objektif dari Dr.rer.nat Abd. Haris, beliau adalah sekrearis Dekan FMIPA UI. Saya mengenal beliau sejak masih kuliah di Fisika UI tahun 1997 dan sebelum saya melanjutkan studi doktor, saya pernah menjadi staf beliau di DRPM FMIPA UI 2006-2007.

Dari pendapat yang beliau sampaikan dalam wawancara tersebut, saya menilai pendapat beliau adalah objektif karena memang begitulah adanya. Seharusnya lab mipa yang ada di Universitas2 di Indonesia ini dikunjungi oleh menteri yang katanya ingin meningkatkan mutu riset di level perguruan tinggi. Laboratorium yang berstandar riset adalah laboratorium yang dipersiapkan untuk para mahasiswa dari level sarjana hingga doktor. Namun laboratorium yang berskala riset, tidak dikelola dengan baik. Alhasil di beberapa Univeritas besar, lab riset tersebut tak ayal lagi menjadi seonggok barang rongsokan yang tak bisa diharapkan menyongsong kemajuan riset terkini. Siapakah yang bertanggung jawab? nah ini menjadi PR kita bersama untuk mengetuk hati pemerintah agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana riset di perguruan tinggi.

Untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel hasil wawancara dengan Dr.rer.nat Abd. Haris selaku sekretaris eksekutif forum mipanet se-Indonesia, yang saya kutip dari

http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/16/12392430/Laboratorium.Fakultas.MIPA.Se-Indonesia.Jadul.

Selasa, 16 Desember 2008 12:39 WIB
DEPOK, SELASA - Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) se-Indonesia dinilai jadul alias ketinggalan jaman, termasuk laboratorium Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI).
Hal ini diakui Sekretaris Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI) Abdul Haris yang juga menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Forum MIPAnet(Jaringan Nasional Kerjasama Pendidikan Tinggi Bidang MIPA) di sela-sela acara Science Day 2008 di FMIPA UI Depok, Selasa (16/12).
"UI sendiri, kalau orang lihat mungkin besar ya, tapi fasilitas atau infrastruktur kita sendiri sudah tua," ujar Haris. Haris mengatakan satupun laboratorium FMIPA di seluruh universitas di Indonesia belum memperoleh akreditasi internasional. Laboratorium FMIPA UI sendiri tergolong "jadul" karena peralatannya masih berasal dari masa Orde Baru.
Itupun diperoleh melalui hibah dari Jepang. "Sejak reformasi, kami belum pernah memperbaharui peralatan lab," ujar Haris. Laboratorium di FMIPA UI masih lebih bersifat edukasi, bukan riset.
Ketersediaan alat-alat dengan tingkat kepekaan yang tinggi juga tidak ada sehingga "memaksa" para peneliti pergi ke markas BATAN hanya untuk meminjam DNA Squenzer dan alat pendeteksi Micro Soft Electron.
Menurut Haris, idealnya setiap universitas memiliki laboratorium terpadu yang menjadi pusat atau konsentrasi. Namun Haris mengatakan, untuk mendirikan laboratorium konsentrasi memerlukan dana sekitar USD 50 juta.
"Bayangkan ada alat yang namanya DNA Squenzer saja harganya mencapai Rp 2 milyar," tandas Haris. Namun Haris optimistis laboratorium MIPA yang sedang dirintis sekarang dapat berdiri. Pasalnya, UI sendiri sudah memiliki laboratorium berstandar internasonal dengan akreditasi level 3 yaitu laboratorium penyelidikan kanker di Fakultas Kedokteran UI Salemba. Pendirian laboratorium tersebut memakan biaya USD 4 juta.

Kamis, 11 Desember 2008

Bagaimana cara mengatasi dan merencanakan masa depan

Here I share nice article to anticipate the future based on anticipation engine. Mostly we dont care and just said "lets see how" without further think "how are we on future". Its meant, very common people only follow the life flow without any good plan. And most of them just blame the condition by avoid what they have done instead of running from the problem. I remember miles town law which explain that life should be fill in each holes by high efficiency and accuracy in order to catch the last goal. Those, I think relevance with this article which explain systematic way to facing and plan future by Donald Latumahina. So please read it by keep in your mind using poisitve way.

The world is changing and changing at increasing speed. In such kind of world, our ability to anticipate the future is very important. Those who can anticipate the future will have more time to prepare and thus will be ready when changes come. Since they become among the first few people who are ready, they can reap the greatest benefit of the new trends. Most people will come only later when the best parts have already been taken.

Author use the term “anticipation engine” for this ability to anticipate the future. This is an important part of being a versatilist (see Be a Winner by Being a Versatilist: What, Why and How). But how do we build the anticipation engine?

The bottom line is you should be able to see how the dots are connecting. See how the dots are connecting in the past and present, and then project them into the future. This is how you anticipate the future.

So here are 6 things we should do:

Read smart about the past
I use the term “read smart” and not just “read”. “Read smart” means reading selectively to get only what you need without being distracted by unnecessary stuff.First of all, you need to read smart about the past. This is important to allow you see how the dots connected in the past. Since your goal is seeing how the dots connected, your readings should be those which are concerned with getting the patterns of history instead of just telling historical events.My favorite book for this purpose is Guns, Germs and Steel by Jared Diamond. It does exactly what we want: connecting the dots in the history.

Read smart about the present
After seeing how the dots connected in the past, you should see how the dots are connecting in the present. Here you should be able to recognize patterns in our present world. This is important not just to anticipate the future, but also to see whether or not you are ready to face the present challenges. Who knows, maybe you aren’t ready for the present. This part should give you immediate benefit because the actions you take will directly affect how you perform in the present.My favorite book for this is The World is Flat by Thomas Friedman. It clearly shows how the present world - which he said is in the “globalization 3.0″ era - works.

Read smart about the future
The next thing is of course seeing how the dots would connect in the future. Since they are still in the future, what you see are still possibilities, not certainty. But you do need to know what the possibilities are. Be careful when reading about the future though. You’d better be sure that your readings based their predictions on facts rather than just imaginations.My favorite book for this is Visions by Michio Kaku. It clearly describes what scientific achievements are predicted to occur in the 21st century and beyond, and how they will affect our life.

Read smart about how trends evolve
Now that you have got the big picture of the past, present, and future, you should learn how one dot connects to the next. That’s why you need to read smart about how trends evolve.A good book for this is The Tipping Point by Malcolm Gladwell. It talks about how social epidemics work, and the knowledge you gain from the book may help you spot the clues of coming social epidemics.

Do content analysis
You can spot trends by doing content analysis. You do content analysis by analyzing the content of the media such as magazines, newspapers, movies, and books. See what are currently popular and why. Seek the patterns of what is going on behind the content you analyze. After reading smart about the past, present, and future, and learning how trend evolves, you should know enough to look for the patterns behind the content. Books like Megatrends 2000 by John Naisbitt are built upon content analysis.While the first four steps prepare the framework (the big picture), content analysis fill in the details.

Project the dots into the future
Now that you have got the big picture and the details, you should have enough information to project the dots into the future. The clues of coming trends should be here and there in your content analysis, and your understanding of the big picture should help you recognize and connect them. You can then see your current situation to see which coming trends are most likely to influence you and take the necessary actions to prepare yourself.

Istri idaman.....

Diambil dari milis SMANSA Serang

Ada 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tsb adalah:
1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan, dan meningkatkan derajat wanita itu.
2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.
3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.
5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.

Begitu indah menjadi wanita, dengan kelembutan dan kasihnya dapat merubah duniaJadilah diri-dirimu menjadi wanita sholehah, agar negeri menjadi indah, karena dirimu adalah tiang negeri ini

Senin, 01 Desember 2008

pelajaran dari tukang bakso

Cerita ini diambil dari milis SMAN 1 Serang, bagus buat intropeksi diri kita terlebih saya pribadi yang masih minim dalam hal religius. Monggo disimak....

Jawaban Sederhana Penuh Makna
Oleh : Dede Farhan Aulawi

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yangsedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik - rintikselalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikitberlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat.Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesanbeberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang maubakso ?"Mauuuuuuuuu. ..", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini."Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan ? Barangkaliada tujuan ?""Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yangsudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak Orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita - cita penyempurnaan iman "."Maksudnya.. .?", saya melanjutkan bertanya."Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengansesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidupsehari - hari Emang dan keluarga.
2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untukmelaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjaditukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnyayang ukuran sedang saja.
3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu,untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yangbesar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa disetiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memilikinasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentumemiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkaliberlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus sayamelanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut :"Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yangmampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".Iya menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soalmampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT ataupak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI. Definisi "mampu" adalah sebuahdefinisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri.Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, makamungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalaukita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka insya Allah dengan segalakekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita"."Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso".