Dua minggu terakhir setiap ngecek berita via online, saya dibuat heran dengan adanya berita heboh dukun sakti yang mengandalkan batu petir. Memang susah dinalar, dan saya mikir apakah gejala sosial tersebut merupakan wujud sakitnya masyarakat Indonesia ? Lha anak kecil yang katanya sakti dan memiliki tenaga luar biasa (seperti dijelaskan salah satu Profesor dari LIPI..CMIIW) dipaksa terus2an mengobati orang. Jika memang benar bocah itu sakti, seharusnya pengobatan yang dilakukan menggunakan schedule yang logis dengan tidak merampas hak si bocah tersebut sebagai anak usia belajar dan bermain yang wajar. Namun di satu sisi ironis juga, karena para ulama di negeri ini tidak tanggap untuk meluruskan fenomena sosial bocah sakti itu. Lha kok ulama dibawa2? ya iyalah, karena fenomena sosial tersebut dekat dengan (atau bahkan sudah ya..?...) penyembahan atau penyekutuan Tuhan. Ulama kemana ya? apa masih sibuk membuat UU pengharaman rokok dan pengharaman golput? embuhlah....apa malah ulamanya juga berobat ke si bocah sakti dengan batu petirnya? wah jadi malah mbingungi kalo begini ;-)
Menurut pendapat saya pribadi, fenomena sosial ini secara jelas diberikan Tuhan buat para pemimpin dinegeri kita bahwa negara kita itu masyarakatnya memang sakit. Perlu diobati dengan hal2 yang rasional, agamis, dan pendidikan yang baik. Bukan di cekoki dengan masalah politik yang keblinger. Jadinya ya masyarakat nambah depresi....ono-ono wae....Seharusnya kita (pemerintah, ulama, wakil rakyat, pihak dephan, dll) langsung memberikan perhatian khusus dengan hal2 yang tidak lumrah tersebut (e.g. uji dulu kebenaran melalui "riset" dan pengamatan multidisiplin) sebelum terlanjur menjadi konsumsi masyarakat. Terlebih lagi sudah dikonsumsi oleh public sehingga menimbulkan energi sugesti yang besar dan banyak kepentingan.
Hayo kita semua kembali ke jalan Tuhannya masing2...supaya nggak bingung lihat hitam putihnya kehidupan yang ruwet bin semrawut nggawe ngelu...
Selasa, 17 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Posting Komentar