Socrates pernah berkata, sebagaimana dikutip olehAsy-Syahrastani dalam bukunya Al-Milal wa An-Nihal (I:297),
"Ketika aku menemukan kehidupan (duniawi) kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan (duniawi) dan bergembira dengan kematian. Kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup."
Kepergian Dr. Rachmat W Adi kehadapan sang khalik membawa arti tersendiri bagi saya yang menganggap beliau tidak hanya sebagai guru. Dimata saya beliau adalah pahlawan tanpa tanda jasa untuk bangsa Indonesia. Berkat beliau banyak tunas2 muda Fisikawan Indonesia terutama yang ada lingkungan departemen Fisika UI termotivasi dan bangun dari tidurnya. Beliau mampu memberikan warna yang berbeda dalam memberikan pandangan, sikap agresif beliau dalam menatap persoalan ibarat pencover sikap pasif plegmatis sebagian generasi muda Fisika(tentu yang ada di lingkungan Fisika UI).
Di tulisan ini saya ingin berbagi sedikit kenangan bersama beliau tatkala saya aktif di Departemen Fisika UI yang saya rekam dari tahun 2004-2007. Tahun sebelumnya, hubungan saya dengan beliau hanya sebatas dosen dan mahasiswa. Kebtulan dulu sewaktu saya undergraduate beliau adalah dosen mata kuliah Medan Elektromagnetik. Berikut kenangan saya dengan beliau:
Pada tahun 2005, tepatnya bulan akhir bulan September 2005 ketika saya baru lulus program post graduate Diploma Condensed Matter Physics ICTP, saya bingung mau melakukan apa. Ketika itu saya tidak punya penghasilan, yah mungkin resiko orang yang baru pulang studi dari LN. Kebetulan sejak keberangkatan saya ke Italia saya kenal dekat dengan sosok dosen yang terkenal bicara apa adanya, berani mengkritik secara tegas(dimata saya krtikan beliau tulus dan fair tidak ada rasa dendam), dan selalu memotivasi dosen muda. Tak jarang beliau menkoreksi langsung surat atau aplication form yang sedang saya buat. Dengan tulus pula beliau mencoret dan membetulkan beberapa kalimat dan menambahkannya di letter of motivation yang saya buat(baik ketika apply untuk program post Diploma dan PhD).
Kembali ke kisah bulan September 2005, saat itu saya ngobrol dengan Pak Rachmat. Maklumlah beliau tahu bahwa saat itu saya baru pulang dan saya sering cuma nongkrong tidak jelas di teras Departemen Fisika UI. Nah ketika ngobrol dengan beliau saya ditanya kegiatan saya dan apa yang saya dapat dari ICTP. Singkat cerita saya menceritakan bahwa program post Diploma ICTP adalah program yang sangat membantu saya dalam memahami teori Fisika Condensed Matter dan aplikasinya. Hingga akhirnya saya curhat dengan beliau karena saya tidak punya honor alias bokek. Nah dengan kemurahan beliau dan rasa aware yang beliau berikan saya akhirnya terlibat dalam kegiatan penjurian sains di daerah Jakarta Barat yang dilaksanakan di sebuah Mall. Dari kegiatan itulah akhirnya saya bisa mendapatkan penghasilan sejak awal kepulangan saya dari Itali.
Kenangan lainnya adalah ketika Pak Rachmat mampir ke rumah orang tua saya di Serang Banten salah satu sifat beliau adalah mudah akrab dengan orang. Orang tua saya pun senang mendengar cerita beliau yang sangat antusias menceritakan perkembangan Fisika dan pendidikan sains. Ketika jamuan makan siang yang sudah disiapkan oleh Ibu saya, Bapak saya dan Ibu merasa senang sekali karena Pak Rachmat memuji sayur asem buatan Ibu. Dengan tak segan beliau menyantap hidangan orang tua saya dengan penuh semangat bahkan menambah satu piring lagi. Dari hubungan itu pulalah hubungan saya dengan beliau makin baik bahkan beliau sering sekali memberikan masukan bila saya membutuhkan tukar pikiran baik tentang rencana studi saya, status saya di UI, beberapa kerjaan tertentu, dan lain-lain.
Selain kenangan tersebut banyak kenangan lain bersama Pak Rachmat yang telah saya alami, diantaranya : membantu beliau menyiapkan soal-soal pembinaan OSN bidang astronomi dan Fisika tingkat DKI, mendampingi beliau ketika beliau menjadi keynote speaker di seminar pendidikan sewilayah Banten di Cilegon, bersama-sama hadir dalam undangan Kepala KANWIL DEPAG Banten dalam rangka penjajakan kerjasama bidang pendidikan antara FMIPA UI dan DEPAG Banten 2006, membantu beliau di puskom FMIPA UI untuk beberapa kali event, dan lain-lain.
Demikian sekelumit kenangan saya bersama Pak Rachmat.
Sebagai informasi tentang beliau di bawah ini saya menuliskan riwayat pendidikan Dr. Rachmat W. Adi (alm) :
Pendidikan :
Fisika FMIPA-UI 1984
Physics Tufts Univ. 1986
Dept. of Physics Tufts Univ., USA 1991
Universite Paul Sabatier, Toulouse 2000
Aktifitas :Himpunan Fisika Indonesia (no. 1018594540)
Ketua HFICabang Jakarta (2000 - saat ini)
Pengasuh TOFI dalam beberapa tahun terakhir
Keluarga :
Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak, perempuan dan laki-laki (usia SMP dan SD).
Selamat jalan Pak Rachmat, amal jariyah yang sudah kau berikan kepada kami akan menjadi teman sejatimu di pangkuan sang Khalik... amiin.
1 komentar:
Iwan,
Gua juga ngerasain apa yg u rasain . Meski gua bukan org tulus keyak elu tetapi tidak lain dr bajingan begajul, gua merasa gua diterima di Univ. oF Maryland thn 2005 sedikit banyak berkat bantuan dia:
dia meminjamkan kartu kredit dia buat gua pake bayar application fee via internet
dia mengoreksi bbrp kalimat2 yg gua pake pas nulis statement of purpose buat dpt assistanship
dia menceritakan suka duka sbg mhsw fisika indo di US and bgm cara bertahan
dia kasih strategi buat belajar TOEFL and gua dapat score yg jauh melebihi requirement maryland. tapi tetep saja gua masih kalah (dikit) dari skor dia dulu
dia banyak memotivasi gua untuk belajr fisika walaupun akhirnya gua stop only at master
dia bener adalah PAHLAWAN tanpa tanda JASA
Posting Komentar