Minggu, 13 April 2008

Petuah R. Ng. Ronggowarsito

PUJANGGA R. Ng. Ronggowarsito

R. Ng. Ronggowarsito terlahir dengan nama kecil Bagus Burham pada tahun 1728 J atau 1802 M, putra dari RM. Ng. Pajangsworo. Kakeknya, R.T. Sastronagoro yang pertama kali menemukan satu jiwa yang teguh dan bakat yang besar di balik kenakalan Burham kecil yang memang terkenal bengal. Sastronagoro kemudian mengambil inisiatif untuk mengirimnya nyantri ke Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo asuhan Kyai Kasan Besari.Menjelang dewasa (1813 Masehi), ia pergi berguru kepada Kyai Imam Besari dipondok Gebang Tinatar. Tanggung jawab selama berguru itu sepenuhnya diserahkan pada Ki Tanudjaja. Ternyata telah lebih dua bulan, tidak maju-rnaju, dan ia sangat ketinggalan dengan teman seangkatannya. Disamping itu, Bagus Burham di Panaraga mempunyai tabiat buruk yang berupa kesukaan berjudi. Dalam tempo kurang satu tahun bekal 500 reyal habis bahkan 2 (dua) kudanyapun telah dijual. Sedangkan kemajuannya dalam belajar belum nampak., Kyai Imam Besari menyalahkan Ki Tanudjaja sebagai pamong yang selalu menuruti kehendak Bagus Burham yang kurang baik itu. Akhirnya Bagus Burham dan Ki Tanudjaja dengan diam-diam menghilang dari Pondok Gebang Tinatar menuju ke Mara. Disini mereka tinggal di rumah Ki ngasan Ngali saudara sepupu Ki Tanudjaja. Menurut rencana, dari Mara mereka akan menuju ke Kediri, untuk menghadap Bupati Kediri Pangeran Adipati cakraningrat. Namun atas petunjuk Ki Ngasan Nga1i, mereka berdua tidak perlu ke Kediri, melainkan cukup menunggu kehadiran Sang Adipati Cakraningrat di Madiun saja, karena sang Adi pati akan mampir di Madiun dalam rangka menghadap ke Kraton Surakarta.Mas Rangga Panjanganom melaksanakan pernikahan dengan Raden Ajeng Gombak dan diambil anak angkat oleh Gusti panembahan Buminata. Perkawinan dilaksanakan di Buminata. Saat itu usia Bagus Burham 21 tahun. Setelah selapan (35 hari) perkawinan, keduanya berkunjung ke Kediri, dalam hal ini Ki Tanudjaja ikut serta. Setelah berbakti kepada mertua, kemudianBagus Burham mohon untuk berguru ke Bali yang sebelumnya ke Surabaya. Demikian juga berguru kepada Kyai Tunggulwulung di Ngadiluwih, Kyai Ajar Wirakanta di Ragajambi dan Kyai Ajar Sidalaku di Tabanan-Bali. Dalam kesempatan berharga itu, beliau berhasil membawa pulang beberapa catatan peringatan perjalanan dan kumpulan kropak-kropak serta peninggalan lama dari Bali dan Kediri ke Surakarta.Setelah neneknya RT. Sastranegara wafat pada tanggal 21 April 1844, R.Ng. Ranggawarsita diangkat menjadi Kaliwon Kadipaten Anom dan menduduki jabatan sebagai Pujangga keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1845. Pada tahun ini juga, Ranggawarsita kawin lagi dengan putri RMP. Jayengmarjasa. Ranggawarsita wafat pada tahun 1873 bulan Desember hari Rabu pon tanggal 24.

SERAT KALATIDA
Sinom
1. Mangkya darajating prajaKawuryan wus sunyaturiRurah pangrehing ukaraKarana tanpa palupiAtilar silastutiSujana sarjana keluKalulun kala tidaTidhem tandhaning dumadiArdayengrat dene karoban rubeda
(Keadaan negara waktu sekarang, sudah semakin merosot.Situasi (keadaan tata negara) telah rusah, karena sudah tak ada yang dapat diikuti lagi.Sudah banyak yang meninggalkan petuah-petuah/aturan-aturan lama.Orang cerdik cendekiawan terbawa arus Kala Tidha (jaman yang penuh keragu-raguan).Suasananya mencekam. Karena dunia penuh dengan kerepotan)

2. Ratune ratu utamaPatihe patih linuwihPra nayaka tyas raharjaPanekare becik-becikParanedene tan dadiPaliyasing Kala BenduMandar mangkin andadraRubeda angrebediBeda-beda ardaning wong saknegara
(Sebenarnya rajanya termasuk raja yang baik,Patihnya juga cerdik, semua anak buah hatinya baik, pemuka-pemuka masyarakat baik,namun segalanya itu tidak menciptakan kebaikan.Oleh karena daya jaman Kala Bendu.Bahkan kerepotan-kerepotan makin menjadi-jadi.Lain orang lain pikiran dan maksudnya)

3.Katetangi tangisiraSira sang paramengkawiKawileting tyas duhkitaKatamen ing ren wirangiDening upaya sandiSumaruna angrawungMangimur manuharaMet pamrih melik pakolihTemah suka ing karsa tanpa wiweka
(Waktu itulah perasaan sang Pujangga menangis, penuh kesedihan,mendapatkan hinaan dan malu, akibat dari perbuatan seseorang.Tampaknya orang tersebut memberi harapan menghibursehingga sang Pujangga karena gembira hatinya dan tidak waspada)

4.Dasar karoban pawartaBebaratun ujar lamisPinudya dadya pangarsaWekasan malah kawuriYan pinikir sayektiMundhak apa aneng ngayunAndhedher kaluputanSiniraman banyu laliLamun tuwuh dadi kekembanging beka
(Persoalannya hanyalah karena kabar angin yang tiada menentu.Akan ditempatkan sebagai pemuka tetapi akhirnya sama sekali tidak benar,bahkan tidak mendapat perhatian sama sekali.Sebenarnya kalah direnungkan, apa sih gunanya menjadi pemuka/pemimpin ?Hanya akan membuat kesalahan-kesalahan saja.Lebih-lebih bila ketambahan lupa diri, hasilnya tidak lain hanyalah kerepotan)

5. Ujaring panitisastraAwewarah asung pelingIng jaman keneng musibatWong ambeg jatmika kontitMengkono yen niteniPedah apa amituhuPawarta lolawaraMundhuk angreranta atiAngurbaya angiket cariteng kuna
(Menurut buku Panitisastra (ahli sastra), sebenarnya sudah ada peringatan.Didalam jaman yang penuh kerepotan dan kebatilan ini, orang yang berbudi tidak terpakai.Demikianlah jika kita meneliti. Apakah gunanya meyakini kabar angin akibatnya hanya akan menyusahkan hati saja. Lebih baik membuat karya-karya kisah jaman dahulu kala)

6. Keni kinarta darsanaPanglimbang ala lan becikSayekti akeh kewalaLelakon kang dadi tamsilMasalahing ngauripWahaninira tinemuTemahan anarimaMupus pepesthening takdirPuluh-Puluh anglakoni kaelokan
(Membuat kisah lama ini dapat dipakai kaca benggala,guna membandingkan perbuatan yang salah dan yang betul.Sebenarnya banyak sekali contoh -contoh dalam kisah-kisah lama,mengenai kehidupan yang dapat mendinginkan hati, akhirnya "nrima"dan menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan.Yah segalanya itu karena sedang mengalami kejadian yang aneh-aneh)

7. Amenangi jaman edanEwuh aya ing pambudiMilu edan nora tahanYen tan milu anglakoniBoya kaduman melikKaliren wekasanipunNdilalah karsa AllahBegja-begjane kang laliLuwih begja kang eling lawan waspada
(Hidup didalam jaman edan, memang repot.Akan mengikuti tidak sampai hati, tetapi kalau tidak mengikuti geraknya jamantidak mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita kelaparan.Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga walaupun orang yang lupa itu bahagia namun masih lebih bahagia lagi orang yang senantiasa ingat dan waspada)

8. Semono iku bebasanPadu-padune kepenginEnggih mekoten man DoblangBener ingkang angaraniNanging sajroning batinSejatine nyamut-nyamutWis tuwa arep apaMuhung mahas ing asepiSupayantuk pangaksamaning Hyang Suksma
(Yah segalanya itu sebenarnya dikarenakan keinginan hati. Betul bukan ?Memang benar kalau ada yang mengatakan demikian.Namun sebenarnya didalam hati repot juga. Sekarang sudah tua,apa pula yang dicari. Lebih baik menyepi diri agar mendapat ampunan dari Tuhan)

9.Beda lan kang wus santosaKinarilah ing Hyang WidhiSatiba malanganeyaTan susah ngupaya kasilSaking mangunah praptiPangeran paring pitulungMarga samaning titahRupa sabarang pakolihParandene maksih taberi ikhtiyar
(Lain lagi bagi yang sudah kuat. Mendapat rakhmat Tuhan.Bagaimanapun nasibnya selalu baik.Tidak perlu bersusah payah tiba-tiba mendapat anugerah.Namun demikian masih juga berikhtiar)

10. Sakadare linakonanMung tumindak mara atiAngger tan dadi prakaraKarana riwayat muniIkhtiyar iku yektiPamilihing reh rahayuSinambi budidayaKanthi awas lawan elingKanti kaesthi antuka parmaning Suksma
(Apapun dilaksanakan. Hanya membuat kesenangan pokoknya tidak menimbulkan persoalan.Agaknya ini sesuai dengan petuah yang mengatakan bahwa manusia itu wajib ikhtiar,hanya harus memilih jalan yang baik.Bersamaan dengan usaha tersebut juga harus awas danwaspada agar mendapat rakhmat Tuhan)

11. Ya Allah ya RasulullahKang sipat murah lan asihMugi-mugi aparingaPitulung ingkang martaniIng alam awal akhirDumununging gesang ulunMangkya sampun awredhaIng wekasan kadi pundiMula mugi wontena pitulung Tuwan
(Ya Allah ya Rasulullah, yang bersifat murah dan asih,mudah-mudahan memberi pertolongan kepada hambamu disaat-saat menjelang akhir ini.Sekarang kami telah tua, akhirnya nanti bagaimana.Hanya Tuhanlah yang mampu menolong kami)

12. Sageda sabar santosaMati sajroning ngauripKalis ing reh arurahaMurka angkara sumingkirTarlen meleng malat sihSanityaseng tyas mematuhBadharing sapudhendhaAntuk mayar sawetawisBoRONG angGA saWARga meSI marTA
(yaMudah-mudahan kami dapat sabar dan sentosa,seolah-olah dapat mati didalam hidup.Lepas dari kerepotan serta jauh dari keangakara murkaan.Biarkanlah kami hanya memohon karunia pada MU agar mendapat ampunan sekedarnya.Kemudian kami serahkan jiwa dan raga dan kami)

semoga bermanfaat

Tidak ada komentar: