Rabu, 12 Desember 2007

Geng Motor, tanggung jawab siapa?

oleh : Iwan (ditulis sebagai ujud rasa mirisnya hati anak bangsa akibat hal2 negatif yang selalu terjadi di negeri Indonesia)

Akhir-akhir ini saya sering membaca tentang aksi kekerasan yang dilakukan oleh anak muda di daerah Bandung yang tergabung dalam geng motor. Saya menilai, sebenarnya mereka itu adalah korban dari kesalahan didik orang tua, kurang kontrol orang tua terhadap pergaulan anak, himpitan ekonomi, kontrol pemerintah yang memble, kepentingan sejumlah oknum penegak hukum, dan mudahnya akses mendapatkan narkoba atau minuman keras. Semua faktor itu sangat mudah mempengaruhi stabilitas jiwa anak muda yang sedang bingung akan jati dirinya. Rasa pengakuan dari kelompok tertentu meskipun negatif membuat mereka bangga dan merasa eksis.

Eksistensi mereka yang kini semakin anarkis adalah tanggung jawab kita semua, pemerintah harus bertindak dengan aktif bekerjasama dengan penegak hukum. Masyarakat harus semakin peduli terhadap kontrol pergaulan generasi muda. Dan sebagai generasi muda harus sadar bahwa masa depan kita, diri kitalah yang menentukan. Lingkungan adalah referensi buat diambil hikmah dan pelajaran yang positif buat mengimprove diri kita menjadi lebih maju.Miris hati saya tatkala selalu mendengar berita kejahtan melalui DETIK atau berita online lainnya, akan kemanakah bangsa kita ini melangkah? bila bangsa kita selalu direpotkan dengan masalah kekerasan, korupsi, politik, dsb. Wajar saja bangsa lain menghina kita semena2, hal itu juga disebabkan oleh perilaku bangsa kita yang masih belum becus mengurusi dirinya sendiri.

Bagaimana cara mengatasinya? menurut saya mengatasi geng motor yang memalukan itu, tiada kata lain selain harus ditindak tegas! Mereka saya pikir tidak cukup dihukum 2 atau 3 tahun kurungan. Yang lebih penting, selain dihukum kurungan mereka harus mendapatkan didikan mental yang intensif entah melalui pesantren atau tempat rehabilitasi yang mengkhususkan dalam pengembangan diri dan kejiwaan mereka. Proses didikan yang harus mereka terima juga harus selalu diawasi oleh ahli psikologi, agar mereka dapat dikontrol perkembangan jiwanya. Mengapa demikian, saya berasumsi bahwa mereka yang tergabung itu adalah anak muda yang tidak memiliki akar budaya kuat, secara kejiwaan mereka labil, dan mungkin sudah memiliki benih2 kejahatan atau penyakit hati seperti dendam. Yang apabila tidak ditindak oleh pemerintah maka mereka akan mengobarkan semangat dendamnya yang mungkin akan bertindak lebih anarkis merusak integritas bangsa.

Bagi teman2 yang masih sadar akan pentingnya hidup damai, tentram, aman, dan makmur, sadarlah bahwa pencarian jati diri itu harus berada dalam rel positif. Hal yang negatif tidak akan pernah membuat untung buat masa depan kita, mungkin yang ada adalah penyesalan. Penyesalan tiada berarti ketika umur kita sudah semakin tua, ingatlah bahwa waktu itu sangat cepat berganti, akankah kita hanya diam, menunggu, atau lari ditempat? Solusinya adalah, larilah secepat waktu berganti!

Tidak ada komentar: