Setelah berpose bak foto model lalu saya mengantarkan Pak Artoto menuju loket penjualan tiket ferry menuju Batam. Dalam perjalanan pulang saya mendengarkan sebuah lagu yang cukup melankolis dari Letto-sebelum cahaya.
Saya resapi lagu tersebut hingga membuat angan saya terbang memaknai kata demi kata dari lirik lagu sebelum cahaya. Bagian dari lagu sebelum cahaya menyebutkan bahwa :
kekuatan hati yang berpegang janji
genggamlah tanganku cinta
ku tak akan pergi
meninggalkanmu sendiri
temani hatimu cinta
hhhmmm, sungguh dalam maknanya buat seorang yang memiliki mimpi tuk memiliki sebuah cinta. Ya, Cinta? seringkali saya bingung dan tidak mengerti makna dari cinta itu, saya lebih mengarah kepada kata sayang untuk mendefinisikan cinta. Rasa sayang yang muncul dari hatilah yang mampu merajut sebuah jalinan kasih antara dua insan. Dan mungkin akan memiliki kekuatan yang dahsyat karena dengan pautan tulusnya rasa sayang dari hati akan mampu menembus sebuah constraint ruang dan waktu. Terpautnya hati yang dilandasi rasa sayang itu mungkin saja bagaikan fenomena interferensi maksimum dari dua buah gelombang. Akibatnya dua insan seolah merasakan getar, denyut, pikiran, dan kesamaan rasa, yang di lagu itu di artikan sebuah hati menemani hati pasangannya. Ya, indahnya sebuah rasa cinta ihlas yang kadang membuat hati terharu.
Bait lain disebutkan :
ingatkah engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemanimu sebelum cahaya
ingatkah engkau kepada
angin yang berhembus mesra
yang kan membelaimu cinta
Hati, Cinta, sayang, dan doa suci. Mudah2an kata itu mampu mewujudkan sebuah kekuatan tuk saling menjaga janji suci hingga waktunya tiba seperti makna dari lagu sebelum cahaya.
Berulang kali saya ulangi alunan lagu tersebut di dalam MRT dari Outram Park station hingga tempat tujuan saya di Boonley. Alunan lagu tersebut membuat waktu seolah cepat berlalu hingga tanpa sadar saya sudah sampai di Boonley.
2 komentar:
Melankolis Prof
Lagi falling in love ya?
Posting Komentar